Thursday, May 2, 2013

cerita sepasang sahabat.

alkisah hiduplah dua orang anak kecil. ara dan dara. di suatu pagi pertengahan tahun 2002, dengan malu-malu, mereka saling berkenalan. mulanya hanya bertukar nama, agar tau apa yang harus disebut ketika ingin menyapa. tak disangka, tak diduga,  permulaan singkat itu menjalin sebuah tali persahabatan. dari gadis cilik hingga perempuan muda, mereka selalu berdua. harapnya, sampai bermetafosa jadi wanita dewasa pula.

ara dan dara. dua sosok yang sangat berbeda bisa begitu akrab dan menyatu. membuat banyak orang terperangah tak percaya, dan sibuk menerka bagaimana caranya. yang introvert dan ekstrovert. yang insecure dan percaya diri. yang pendiam dan cerewet. yang tenang dan meluap-luap. aneh! tapi percayalah, teori kutub magnet itu benar adanya. utara hanya bisa menyatu dengan selatan, kan?

seiring waktu berjalan, tidak hanya cinta dan rasa saling memiliki yang tumbuh di antara keduanya, namun juga pengertian yang tanpa perlu pelafalan.

"kalau kamu laki-laki, aku mau menikah denganmu saja," kata ara suatu ketika.

adalah menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka untuk selalu bersama. mereka pikir, mereka punya selamanya. padahal, tentu saja tidak. akan ada saat dimana ruang dan waktu membuat jarak di antara mereka.

"selamat, kamu lulus di perguruan tinggi di Surabaya, dara."
"kamu tidak lulus, ra. tapi ini kan yang kamu mau? aku senang kamu tidak perlu bergumul dengan fakultas yang tidak kamu sukai itu. selamat, ara."
"kalau begitu, mari kita rayakan bersama. kamu mau minum apa? wine? vodka? martini? scotch?"
ara hanya tertawa mendengar pertanyaan konyol dara. ia bangkit berdiri dan menuju dapur, menyeduhkan kopi dan chamomile tea.

pada akhirnya dua cangkir marun itu tidak tersentuh. hanya didiamkan di atas meja oleh dua sosok yang memandang televisi dengan tatapan kosong. ara sedang bersedih, dara tau. dara sedang bersedih, ara tau. baru saja ditemukan fakta bahwa sebentar lagi mereka harus tinggal di kota berbeda. artinya, berpisah.

tidak biasanya mereka  bersedih di waktu yang sama. kalau begini, siapa yang jadi penopang? tidak ada. maka mereka sama-sama bungkam. berpura-pura semua baik-baik saja. berpura-pura tidak ada yang berubah dan semua akan tetap sama.

itu 2012. tidak tau lah mereka ada yang lebih buruk menanti di 2013. bahwa ada sebuah tempat yang tidak sekedar jauh, namun juga tak terjangkau. bahwa tempat itu adalah stasiun terakhir yang harus disambangi di kemudian hari. bahwa sesungguhnya, hubungan dengan Tuhan lah satu-satunya yang abadi.

kamu, selamat ulang tahun. aku rindu.

7 comments:

  1. everything happen with a reason.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya. but sometimes, we just cant understand and accept that reason.

      Delete
  2. if it's too difficult for you to accept, then share it to God, He will give you answeres :)

    ReplyDelete
  3. forget one thing..
    please keep smile ^^

    ReplyDelete