Monday, September 30, 2013

kamu bulan ini.

Hey, aku memutuskan untuk menuliskan "kamu" setiap bulan. Aku percaya kamu membaca. Memang namamu tidak ada di kotak "yang setia". Namun aku yakin, kamu adalah satu diantara berapa ribu sekian "yang hilir mudik bertandang" :)

Memang yang gamblang seperti ini hanya sekali dalam sebulan. Tidak apa kan? Harus tidak apa-apa! Semua tau kalau pusat tatasurya itu matahari, bukan kamu. Jadi kamu -dan aku- tidak bisa menjadikan segalagalanya adalah selalu tentang kamu. Benar?

Tapi sejujurnya, banyak yang terselubung adalah untuk kamu lho, ra..

Dara, maaf tentang yang kuucapkan kemarin. Tentang aku membencimu. Aku baru sadar, itu terlalu ... goblok. Dan sedikit selfish, mungkin?

Telaahku, marah itu wajah lain dari kehilangan. Ya aku kehilangan, kamu tau itu. Aku sedang ... apa ya? Aku... Aku sedih tidak lagi memiliki partner in fun, partner in down, bahkan partner in crime. Aku tersesat, ra, Karena sejatinya you are my person. Kalau aku adalah Meredith Grey,maka kamu adalah Christina Yang.

Aku rindu. Dan kamu... kamu tidak ada di sini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, selain menenangkan rasa. Yang akhir-akhir ini muncul adalah benci, ra. Aku benci kamu pergi. Aku benci kamu tidak menepati janji. Aku benci kamu tidak mengajakku serta. Aku benci. Aku marah, entah sebenarnya pada siapa. Kamu? Bukankah mati bukan yang kamu pilih? Tuhan? Bukankah Tuhan selalu jadi Yang Mulia?

Perspektif ku sedang kacau, dara. Yang aku pikirkan selalu menyimpang. Aku menyalahkanmu atas segala yang melanda kini.

Kalau kamu tidak datang dan membuatku tergantung serta terikat, aku tidak akan kehilangan sedemikian dalam. Kalau kamu tidak menjanjikan ini itu -bertahan bersama menghadapi hidup yang sulitnya naudzubillah dan lain sebagainya- harapku tidak akan melambung terlalu tinggi, dan aku tidak akan jatuh begitu keras seperti ini. Kalau kamu tidak mendekatiku dan mengajakku bersahabat, aku masih duduk manis dalam zona nyaman kesendirianku. Kalau kamu ... blablabla.

Baru aku sadari, aku tidak akan ada di sini jika bukan karena kamu,ra. Mungkin aku memang terpuruk dan harus melewati duka yang berlarut-larut karena pernah berkenalan dengan kamu. Tapi mungkin aku akan jadi jauh lebih buruk kalau sama sekali tidak bertemu kamu.

Entahlah, ra. Aku hanya ingin kamu kembali.

Ohya, aku masih menyukainya, kok. Berceloteh denganmu,ra. Semua yang kukatakan sebelumnya adalah dusta. Buktinya aku masih setia kan menuliskan surat-surat ini. Yah, memang rasanya tidak sama dengan dulu, namun aku mengerti kok, kalau surga dan dunia itu dua alam yang benar-benar berbeda. Wajar saja komunikasi hanya bisa satu arah.

Haha, memang tolol sekali mood ku kemarin, kemarin dan kemarinnya. Emosi sesaat yang benar-benar konyol. Tidak ada benarnya sedikitpun. Maaf ya..

Dan ra, selamat bulan baru :)

Sunday, September 29, 2013

gadis berambut saga.



gadis berambut saga,
menatap marah pada penjuru dunia.
katanya, hidup terlalu semena-mena.

hari demi hari terisi bahan bakar untuk api benci berkobar menyala,
dalam mata dan sekujur tubuhnya.

ia kepanasan.
salahnya sendiri, dan ia menyadari ini.
sudah dicarinya air untuk padamkan gelora tak terkendali.
tapi tak berdaya,
kemarau sudah singgah terlalu lama.

Sampai kemudian.

Aku menyukainya dengan sepenuh rasa,
sampai kemudian ia menghancurkan segalanya.
Dimulai dari menjebol paksa benteng pertahanan yang kubangun sejak lama,
Lalu menerobos masuk, dan merusak semua yang ada di dalamnya.
Kotak memoriku, hatiku, mimpiku, aku..

Saturday, September 28, 2013

Wacana.



Kamu berjanji membantuku memperbaikinya,
merekatkan lagi hati yang sudah diremukkan dunia.
Kamu bilang akan selalu ada dan setia menjaga agar kepingan tak lebur hancur jadi serbuk debu.

Wacana, kamu malah menjadikan semua lebih parah dari sebelumnya.
Pahit tak terkira.
Seharusnya kamu tidak menjanjikan apaapa.
Atau kalau perlu, tidak usah datang sama sekali.
Aku sudah cukup kacau dan tidak membutuhkan lagi tambahan pengacau.

Akhirnya tamat.

Berita kehilangan yang terekam, diputar berulangulang,
mengukuhkan bercak rindu di pelataran malam.
Luka yang bersembunyi lalu tersibak,
menunjukkan pada dunia kuntumnya yang mulai ranum.
Berjingkat patah hati menyekap harap di peti kremasi.
Tamat, mati sudah cinta yang sejak lama sekarat.

Friday, September 27, 2013

rasa unjuk rasa.


maaf aku terlambat.
sepohon "ragu" tumbang menutup jalan,
memaksaku berhenti dan memikirkan lekat-lekat dua pilihan.
atasi atau pulang.

persetan,
yang penting aku sudah di sini,
menemanimu menonton acara yang kususun sendiri,
spesial teruntuk kamu.

"rasa" tampil sambil bugil.

apa saja yang sudah naik ke atas pentas, manis?
sudahkah "bosan" membacakan puisinya?
terlewatkah aku akan "sunyi" yang menyanyikan kesepiannya?

lihat dan dengar baikbaik, sayang.
supaya semua teresap lebih cermat,
dan kamu memaknai hati ini lebih dalam lagi.

Thursday, September 26, 2013

hujan pada suatu senja.


Kerontang, angin membawa musim panas satu rantang.
Tanah kering, si kecil mengais mencari air.
Bongkahan dahaga menyumpal kerongkongan,
Parau teriakannya tak berhasil lewat meminta pertolongan.

Matanya memandang nelangsa,
mencari secercah harapan di teriknya angkasa.
Satu dua hari, sampai kemudian dehidrasi bangkitkan halusinasi.

Hujan yang tenang turun di hutan kita pada suatu senja.
Hijau lagi dedaunan, basah lagi batu kali.
Kita berdansa di tengah rintiknya.
Berputar, menari, bergoyang,

lalu jatuh lagi dalam kehausan.

~ inspired by Pak Siswa.

Tuesday, September 24, 2013

cant keep up.



Sejak pagi tadi, semua tibatiba saja bergerak lebih cepat daripada seharusnya. Kendaraan, orang berbicara, waktu, semua terlihat terburu-buru kecuali aku. Mereka saling berkejaran, dan aku seolah berada di luar permainan.

Aku sudah mencoba mengimbangi, tapi ternyata melelahkan sekali. Ah, pada akhirnya aku memilih berhenti. Konsekuensinya? Ya seperti ini. Tertinggallah aku sendiri, masih bertahan dengan cara klasik yang ketinggalan zaman, yaitu bergerak terlalu perlahan.

Biarlah. Pada suatu waktu, mereka yang letih, dan aku yang berusaha lebih gigih.

- 24 September 2013, pukul 21.21
  selamat tidur.
  aku sangat membutuhkan lelap setelah 40 jam terjaga.

Monday, September 23, 2013

Linglung.



Kerelaan yang sudah kupersiapkan, mendadak tumpul dan mandul.
Harapan yang tadinya tinggal bara, entah kenapa berkobar menyala kembali.
Mungkin semua masih bisa dipertahankan.
Mungkin kamu masih bisa diperjuangkan.

Lantas aku melakukannya lagi, semua yang pernah berulang kali kubunuh mati.

Linglung, ya? Memang.
Orang tolol kehilangan pegangan,
seperti layang-layang yang terus terombang-ambing dalam angin,
dependensi uluran tali.
Tidak kunjung terbang bebas.
Tidak lekas menyentuh langit lepas.

Sunday, September 22, 2013

jaga langitku.

kamu harus mencobanya.
mungkin saja kemudian kamu jatuh cinta.
tidak sulit kok melakukannya.

kamu hanya perlu pamerkan senyum dan tawa terbaikmu.
tunjukkan bahwa luka tak pernah menang melawan tangguhnya kamu.
sapalah senja yang asyik menggoda,
teriakkan tepat di hadapan muka,
"sampai jumpa esok hari, mentari"
ia selalu suka kalau kamu setia melepas kepergiannya, kamu tau.

ada hal lain lagi.
asah asa.
rasakan bagaimana ia membalas kasihmu.
lambaikan tanganmu ke udara,
rasakan semilir angin yang ia tiupkan di sela jemari.
dengar bisiknya.
"terimakasih sudah menjaga langitku hari ini".

Saturday, September 21, 2013

lagilagi luka.

luka tidak akan terobati. luka tidak akan mau pergi.
hematlah amunisi emosi.
yang kamu perlukan hanya menyediakan ruang tersendiri untuknya menepi.

Friday, September 20, 2013

gagalnya misi "kita".


Katakata menggelepar sebentar, lalu mendadak bubar.
Meninggalkan halaman kosong, bertanda namamu di sudut kertas.

Loh? Mana ceritanya?

Padahal tadinya aku sudah selesai menuliskan.
Menakdirkan aku dan kamu sebagai dua tokoh yg kasmaran.
Aku sudah  merangkai plot-plot sempurna.
Kita berakhir bahagia, lengkap dengan aktor penggembira.

Tidak jadi terealisasi?

Kita memilih pergi sendirisendiri ketika satu scene-pun  bahkan belum terpenuhi.
Duh, sayang sekali, misi berakhir tidak jadi.

Thursday, September 19, 2013

tentang malam.

karena pada petang bukan gelap yang kutangkap.
tapi bagaimana aku akhirnya menyandarkan diri,
melepaskan lelah hari hari.

she said ...

"sudah hampir enam bulan berlalu, ra.
kenapa kamu begitu keras kepala seperti ini?
apa yang sebenarnya ingin kamu buktikan?
bahwa kamu perempuan tangguh,
bahwa kamu kuat menghadapinya seorang diri?
for God's sake, just spit it out.
katakanlah sebelum kamu mati tercekik oleh ini."

amatir.



sama seperti air mata yang tak selalu berarti luka,
begitu pula tawa yang terkadang tak bermakna bahagia.
semua yang tampak tak pernah cukup hanya dengan satu arti.
jadi jangan sok tau, hey!
manusia punya koleksi topeng berkodi-kodi.
belum lagi retorika yang membuat rasa terwujud dalam bentuk jauh dari asli.
kamu tidak tau apa-apa, sejatinya.
ini itu tapi palsu apa gunanya?
hah, dasar amatir!

Tuesday, September 17, 2013

remah untuk yang lelah.

(1) kita tidak pernah bersisian,
entah Tuhan menakdirkan demikian,
atau kamu yang tak menginginkan.

(2) kamu memang surgaku.
tapi mungkin aku yang jadi nerakamu.

(3) lalu sebagai akhiran,
kuletakkan angan-angan tentangmu dalam album kenangan.
sekian, tak lagi diperjuangkan.

Monday, September 16, 2013

getir bersama pahit.

ada aroma getir yang terhirup ketika kamu lewat di hadapanku.
bukan semerbak luka, tapi lebih seperti nestapa.
memori itu datang, lagi dan lagi.
sebuah kepingan masa lalu, membawaku kembali pada kala itu.
kamu ajak aku pergi,
kemudian kamu tinggal aku sendiri di tempat yang tak ku mengerti dimana ini.

ada pahit yang tercecap saat menatap kamu dan semua tentangmu.
jauh, dekat, tak terpaut jarak, kenangan yang lekat tak pernah bias.
sebuah cerita yang memapar kisah balon yang menggelembung lalu pecah.
dan impi yang membumbung lalu terbelah.

Saturday, September 14, 2013

puisi tanpa namamu.


aku mulai meragukan kebisaannya, ra.
tentang menulis puisi tanpa namamu terselip diantara katakatanya.
mungkinkah?
alangkah sulit melakukannya ketika  kamu adalah sumber setiap rasa yang ada.
tapi tak apa kan sejatinya?
supaya semua tau, kamu seberharga itu.
supaya semua tau, bahwa kamu mengajariku sesuatu.
tentang cinta, rindu, tersipu malu, tak berdaya, jengah bahkan benci sekalipun.
ya kan?
kamu membuatku mengerti segala mengenainya, ra.

sesekali saja.

jangan selalu kamu tekan rasa negatif itu dalam kubangan, re.
terkadang kamu bisa biarkan ia bernafas lega.
kamu boleh kok sesekali hilang kendali,
lalu menangis sesuka hati.

Friday, September 13, 2013

tidak semua.



kenapa matamu masih saja berkaca-kaca, re?
kenapa kamu biarkan air mata terus mengaburkan pandanganmu?
tidakkah kamu lelah mempertanyakannya?
semua memang sudah tak sama, kamu tau itu.

ia sudah pergi dengan inginnya,
meninggalkan kamu dengan selusin harapan yang dulu menggebu dan kini perlahan layu.

mulailah belajar untuk mengerti, re, untuk selalu siap merelakan,
karena mungkin memang tidak semua yang datang lalu menetap selamanya.
terkadang mereka hanya ingin mampir sebentar.
seperti fajar pagi, re.

song of the month :)


Kodaline - High Hopes

Broken bottles in the hotel lobby
Seems to me like I'm just scared of never feeling it again
I know it's crazy to believe in silly things
But it's not that easy

I remember it now, it takes me back to when it all first started
But I've only got myself to blame for it, and I accept it now
It's time to let it go, go out and start again
But it's not that easy

But I've got high hopes, it takes me back to when we started
High hopes, when you let it go, go out and start again
High hopes, oh, when it all comes to an end
But the world keeps spinning around

And in my dreams, I meet the ghosts of all the people who have come and gone
Memories, they seem to show up so quick but they leave you far too soon
Now evil is just staring at the barrel of a gun
And I do believe

Believe I've got high hopes
It takes me back to when we started
High hopes, when you let it go, go out and start again
High hopes, oh, when it all comes to an end
But the world keeps spinning
And the world keeps spinning around

High hopes, it takes me back to when we started
High hopes, when you let it go, go out and start again
High hopes, oh,
And the world keeps spinning
Ooh, yeah this world keeps spinning

How this world keeps spinning around

Wednesday, September 11, 2013

senja sore itu.

senja sore itu mengingatkanku pada kamu,
pada ketenangan yang kamu bawa dalam setiap pelukan.
senja sore itu, persis seperti kamu.
yang tepat dan telak selalu membiusku jatuh ke keterpanaan.

Sunday, September 8, 2013

bapak itu adalah bapakku.



bapak itu adalah bapakku.
pria perkasa yang punya sejuta prakarsa.
untuk lukiskan senyum manis di wajah putri tercinta,
dan memakukan bahagia di tiaptiap detik yang terlewat.
dilindunginya aku dari luka, dari apapun yang sekiranya memudarkan tawa.

bapak itu adalah bapakku.
lelaki tangguh yang mengisi hidupnya dengan bertumpuktumpuk kerja keras.
menguras tiap bulir peluh demi masa depan buah hati.
demi aku, gadis yang dijaganya sejak belasan tahun lalu.

bapak itu adalah bapakku.
yang selalu sediakan waktu untuk kecup keningku di malammalam penuh lelap.
tak peduli lelahnya telah datang bertandang.
tak peduli tubuhnya telah letih di makan perjuangan hari ini.
dibisikkannya doa di telinga.
"semoga kamu tumbuh jadi gadis sempurna, nak."
"semoga kamu senantiasa dekat dengan suka cita."
dan sejuta permohonan lain pada Tuhan untukku.

bapak itu adalah bapakku.
yang aku cintai sampai dunia tak lagi ada.
yang aku cintai dengan segenap jiwa.
yang mencintaiku dengan  caranya yang luar biasa.

memenangkan lelah.

sampailah aku pada titik memenangkan lelah.
ya, sebutlah aku menyerah kalah.
membiarkan ampas berkerak dalam cangkir teh kita.
mengikhlaskan setiap catatan senja mengabu seiring putaran waktu.
aku memahat narasi cuma dalam pigura kayu.
memilih bebaskan mimpi dari belenggu motivasi.
huh, bukannya tidak mengerti apa adalah salah yang aku titi.
aku cuma tak lagi peduli.

Saturday, September 7, 2013

hati yang utuh.

memang tidak sempurna caraku mencintainya.
tapi ketahuilah, aku memujanya begitu rupa.
tanpa epilog akhir cerita.
tanpa ambiguitas rasa.
sudah kuberikan padanya hati yang utuh.
seperti bulan waktu itu.
penuh.

Friday, September 6, 2013

trying my best.

aku berusaha semampuku,
melarungkan rasa yang tak seharusnya ada.
sulit, taukah?
ini hati, bukan perahu kertas.

dan lagi,
kenangan tentangmu lekang menghujam dalam adaku.
ah, aku kesakitan.

butuh waktu.

kamu pikir kamu punya selamanya.
nyatanya? tidak, manis.
waktu adalah barang mahal yang tidak akan pernah terbeli.
ya, oleh apapun.
satu kontainer penuh dolar sekalipun tak juga laku.
apalagi dengan ... apa? cinta?
hahahaha.
ajak-ajak bahkan sudah muak dengan frasa murahan berembel-embel abadi itu.

terimalah, jangan lagi membantah.
waktu memang selalu angkuh seperti ini, cantik.

tik tok tik tok.

Thursday, September 5, 2013

Surat yang ke.....berapa?



Hey, ra. Lama tak berbincang. Bagaimana kabarmu? Baikkah? Semoga.
Aku? Aku... Aku baikbaik saja disini (entah ini pernyataan atau doa,ra). Hanya masih sering merindukanmu. Boleh kan?

Aku tidak lagi berdoa kamu kembali, taukah? Bukan. Bukannya aku tidak mau bertemu kamu. Hanya saja aku mulai menyadari banyak hal, ra. Dan akhir-akhir ini aku mulai mengerti, tidak mungkin hal semacam ini terjadi. Terlalu percuma bermimpi orang mati hidup lagi. Benar kan?

Ohya, sekedar mengabarkan, aku masih berdiri sendiri, ra. Aku tidak mengikuti saranmu untuk mulai "berbagi". Sebenarnya pernah sih kucoba satu kali, tak lama setelah kamu pergi. Tapi ... duh! Seperti yang sudah kuduga, semua berjalan jadi tak semestinya. Tidak buruk sih. Hanya saja ... ah entahlah!

Namun, bukan masalah kok, ra. Tidak apa-apa sendirian. Aku ingat katakatamu dulu. "Kita ini dua perempuan tangguh. Perempuanperempuan luar biasa kuat ditengah dunia kita yang super jungkir balik."

Hahaha katakata magis.

Lalu, kamu tau, ra? Kilas balik beberapa bulan ke belakang, aku menonton sebuah film drama kolosal. Yang aku ingat, kalimat pembukanya adalah... "pernah gak kalian sahabat selama hampir sepuluh tahun lamanya, dan gak satu weekendpun lo lewatin tanpa nongkrong bareng."
Duh! Apa reaksimu mendengarnya, ra? Menyombongkan diri karena yang kita miliki lebih segalanya dari punya mereka, ya kan? Aku juga :D

Hmm, sekarang yang tersisa hanya kenangan.

Tapi aku yakin kok ra, kita bisa bertahan sampai jauh ke depan. Kita tidak akan terpisah, kalau maut tidak membelah secepat ini. Namun ya mau bagaimana lagi,memang tidak ada yang abadi karena pada akhirnya kematian selalu membatasi.

Ah, sudahlah. Kita memang cuma bisa menjalani apa yang sudah Tuhan takdirkan. Kalaupun sakit, nikmati sebisanya.

Itu saja yang ingin kuceritakan kali ini, ra. Kukirim tulisan lagi nantinanti.
Bye ra, semoga tidurmu nyenyak.

Wednesday, September 4, 2013

Ada jarak..



Biru, yang tertulis ini bentuk baku dari rindu.
Tentang bagaimana aku terjerambab,
dan terjebak dalam jaring masa lalu.
Tentang bagaimana aku menginginkan kamu dan aku kembali menyatu.

Aku ingin bersamamu selamanya.
Mengabadi dalam seribu century.
Tapi kamu begitu tak terengkuh, kasih.

Cintaku memang sudah cukup menumpuk,
Namun takdir masih menutup pintu.
Dibuatnya aku padang ilalang,
dan kamu padang awan.
Ada jarak di antara kita, manis.
Dan kita terlalu berjauhan untuk bisa menenangkan rindu yang beriak.
Duh..

Tuesday, September 3, 2013

Lagilagi sama?

Kita samasama tau,
ada yang salah di antara aku dan kamu.
Tapi percayakah, kita samasama berpurapura pula seolaholah tidak terjadi apaapa.
Saling geming agar tidak memperkeruh apapun ini adalah alasanku.
(Ah, padahal memperpanjang kesalahpahaman, ya)
Mungkinkah kamu berpikir demikian pula, ha?
Atau kamu berbeda kali ini?
Kamu benarbenar tidak peduli, misalnya.
Entahlah. Kita hanya berdiam, tanpa ada sedikitpun keinginan untuk membicarakan kejelasan.
Pertanyaannya, sampai kapan?

Monday, September 2, 2013

Cuma kita yang rasakan.

Kisah kita hanya tertulis dalam hati, manis.
Tidak seperti dongeng rama dan sinta yang terpahat sempurna di dinding candi megah.
Memang bukan itu yang penting, kan, kasih?
bukan seberapa fenomenal hubungan kita mengguncang dunia,
bukan seberapa banyak orang iri pada ikatan kita yang abadi (semoga saja),
Dipublikasi atau tidak, kedalaman relasi itu sendiri yang utama.
Lagipula, indahnya cinta cuma jadi cerita.
Tak dirasa sama oleh mereka yang mendengar.
Cuma kita yang tau, boo, bagaimana bahagia dan nyaman itu berpadu ketika aku dan kamu menyatu.
Hanya kita yang mengerti.