atas nama rasa ini itu, kuuntai kata menjadi larik - larik yang bercerita tentang aku dan gadis mawar biru.
Tuesday, April 30, 2013
jogjakarta ~
yang coba temukan akhir bahagiaku di sebuah kota raja.
negeri mimpi dan memori, jogjakarta.
bermula dari selatan, kususuri pantai demi pantai,
meniti jejak cerita yang nyatanya telah terhapus ombak.
lalu aku ke utara, meneropong bumi dari puncak merapi,
menuntut epilog yang belum juga menccumbu titik.
aku masih mencari.
menilik ke balik tugu,
ke dalam agung keraton sultan,
ke kedamaian hening borobudur,
hingga ke riuh rendah sepanjang malioboro.
bahagiaku belum jua ketemu.
sedang miliknya sering tertangkap indera.
pada tatap sepasang kekasih lansia,
ada cinta yang tetap muda di tubuh yang menua renta.
pada penjaja bacem yang pulang membawa senyum dan baki kosong,
ada puji syukur untuk pencipta.
pada belai lembut di punggung jaran,
adda kasih tak terucap dari bibir penarik kereta kuda.
dimana bahagiaku?
apa masih bersembunyi di sudut jogja yang belum kutelusuri?
ah, setelah hari terhitung ratusan kali,
sebentar saja, aku berhenti menccari.
di pojok 0 km, kuseduh secangkir semangat,
sembari menanti harapku kembali.
bahagiaku pasti juga ada di sini.
mungkin hanya sedang asyik sendiri.
- Yogyakarta, 30 April 2013
Sunday, April 28, 2013
percakapan singkat.
B : iya, sedang banyak tugas dan kegiatan di kampus.
A : aku tidak sedang membicarakan fisikmu. tatapmu yang terlihat lelah. begitupun senyummu.
B : ...
A : kamu tidak perlu menyimpannya sendiri. suatu hari, ketika bebanmu berlebih, kamu tidak akan mampu bergerak. jadi berbagilah.
Saturday, April 27, 2013
cerita kerelaan ~
seandainya sejak awal aku sudah diperingatkan,
bahwa kamu tidak akan pernah jatuh cinta padaku,
bahwa kamu dan dia saling mencintai dan kalian berdua bahagia lalu mengharap selamanya,
aku akan tetap memilih alur yang sama.
aku tak keberatan, meskipun aku tau rasaku dan rasamu tak lekas berpaut.
aku akan tetap mencintai kamu.
terkadang harap dan mimpi memang menyakiti.
andai nanti hatimu tersentuh dan aku-kamu menjadi kita,
andai suatu saat kamu menyadari keakuanku yang kian mengabu,
andai kamulah orang pertama yang kutatap di pagi-pagi keterjagaanku,
adalah impian pembuat lupa cara menjejak tanah.
yang tidak seirama dengan realitas, akan menorehkan luka yang melebihi kapasitas.
tapi mencinta, bercinta, dicinta adalah seni yang kita sulam sendiri.
dan kamu, adalah yang berharga.
yang aku syukuri hadirnya,
mulai dari detik pertama aku berjengit atas rasa yang membukit,
hingga malam2 yang tak habis kuisi dengan untaian doa untuk bahagiamu,
bersamanya..
apa yang bisa kuberi untukmu, ibu?
atas cinta yang terlebur dalam kata, belai dan restu.
setiap untai sayangmu kubawa dalam dekap pelukku,
menjadikan aku sebagaimana aku.
terberkatilah ibu yang memperkenalkanku pada dunia,
yang menjadi rumah, tempatku bernaung dari musim yang senantiasa berganti.
sebuah anugerah bisa terlahir dari rahim seseorang sepertimu, ibu.
memiliki kesempatan mengecap manis pahit yang ditawarkan bumi dan isi, karenamu.
terimakasih saja tidak cukup,kan,
untuk membalas kebesaran hatimu,
mendampingiku meniti setiap anak tangga,
merajut selimut doa yang mengahangatkanku setiap malam,
menjadi yang ada ketika hanya kosonglah teman sepiku.
apa yang bisa kuberi untukmu, ibu?
~ penguras peluh, tugas weekend moral 26 April 2013
Thursday, April 25, 2013
izinkan aku jadi buih.
ingin kusisihkan waktu sejenak
untuk jadi buih.
terbawa ke pesisir,
lalu memanfaatkan waktu sepersekian detik tuk nikmati belaian pasir putih.
ada kolaborasi nyanyian ombak dan camar biru yang ikut menemani.
ada pula angin pantai yang diamdiam membelai.
menyenangkan kan?
ah, mari beristirahat sebentar dalam dekapan atmosfer musim panas.
Sunday, April 21, 2013
merelakanmu.
ra, aku menabung rindu, mensketsa gamang pada embun di cangkir teh kita . hari demi hari, aku menunggu . terkadang terlintas kata siasia . percuma menanti hadirmu yang tanpa kepastian . pada nyatanya hatimu juga tak kunjung kumiliki .
aku mendamba merengkuhmu, ra, setiap kali kau kembali tuk sekedar mampir . aku ingin mendekapmu dan tak melepasnya lagi . agar kamu tinggal selamanya, bukan singgah sementara. aku mau menyimpanmu untukku, tapi memaksa bukan sebuah jalan yang harus ditempuh kan? bukan seperti itu caranya . cinta bukan ikan yang bisa dipancing lalu dikembangbiakkan .
maka aku biarkan kamu terbang bebas, ara, biar kamu sendiri yang memilih dan memilah . kamu akan hinggap kalau memang itu inginmu .
aku memang telah mencapai titik sakau . tapi tak apa, ra . bukan hatiku yang kupedulikan . namun adalah hatimu yang utama .
Friday, April 19, 2013
itu saja.
hanya ada setitik gamang di telaga rasaku.
selebihnya merupa resah,
gundah karena sudah lama kita tak menatap senja yang sewarna.
ketika mata beningmu akhirnya beradu dengan milikku,
dan tatap kita bertaut,
asa ini akhirnya bertekuk lutut.
aku rindu, ternyata.
itu saja.
Tuesday, April 16, 2013
song of the month :)
Ron Pope - Reason To Hope
I gave away more than I had in the blinding cold,
casket black when the sun went down never did return.
Like gasoline on an open flame, light up so bright then burn away.
If I fall apart, look the other way.
When all the things I need, feel just like a dream .
And every breath I breathe is so hard .
Well I just want a reason to hope,
a reason to know that I should still be here.
Maybe just a glimpse of the light, a patch of blue sky,
Something to believe in.
I just want a reason to hope,
want a reason that I should not let go.
I want a reason to hope.
And it's hard to say times are bad,
cause it's been much worse,
and I know that.
But from all I've seen, these days are awful hard.
And the prays come slow for me at first.
then the dam broke down and the rivers surged.
I am on my knees wondering what it's worth.
Sunday, April 14, 2013
hidup itu..
halo, kamu.
sudah sebulan berlalu semenjak terakhir kita berkomunikasi, ya. ah. baru sebulan.
oh ya, sudah kuterima surat darimu. banyak yang ingin kuucap sebagai balasan. sayang sekali kamu sudah tinggal ditempat tak beralamat sekarang, sehingga kita tak bisa saling berkirim surat.
aku ingin membicarakan banyak hal denganmu. tentang cita, cinta, luka, suka, duka, dan semua yang merangkum hidup. namun aku terfokus pada keterpurukan, kali ini. belum juga kutemui alasan untuk bangkit dan bersinar lagi, sejak terakhir aku terjatuh dan terinjak. apa sejak awal hidup memang sudah sesulit ini? bisa jadi. mungkin saja dulu aku tidak merasakannya karena kehadiranmu membuat segalanya lebih mudah.
ah, hidup. seperti komidi putar, ya. kadang di atas, kadang di bawah. terus berotasi. mungkin kali ini mesinnya sedang rusak dan aku tertahan di bawah. sebaiknya aku bertahan saja, kan? sabar menunggu seorang mekanik datang menyembuhkan bianglala ku. itu lebih baik daripada terburuburu ingin segera berada di atas, kemudian memutuskan memanjat dan mengambil resiko jatuh lalu terhempas ke bumi. aku masih punya banyak persediaan tong kesabaran kok untuk menunggu sedikit lebih lama. lagipula dengan begitu aku jadi punya waktu untuk bercengkerama dengan duka. tak begitu buruk kan berada di bawah?
hidup, ibarat hukum fisika pula. gerak jatuh bebas. gerak vertikal ke atas. benda yang berada di atas bisa jatuh ke bawah, meski tak punya daya. kecepatan gravitasi berada di sisinya, membantunya turun. sedang untuk melambung ke atas, benda butuh energi awal yang melempar. ini akan menjadi hal yang lebih sulit, karena gravitasi tak lagi di pihakmu. ia memusuhimu. entahlah teori yang kusebut benar atau tidak. fisika bukan bidangku. namun begitulah garis besar hidup. naik tak pernah lebih mudah daripada ketika kamu turun, kan.
kamu ingat tokoh Ava di serial Grey's Anatomy season 3? wajah Ava babak belur. ia membutuhkan operasi plastik, agar wajahnya tak lagi terlihat seperti monster. akan tetapi ia lupa bagaimana rupanya sebelum ini sehingga ia harus memilih secara acak wajahwajah baru, perbaikan yang diberikan dokter. tak hanya itu, ia juga lupa semua tentang kehidupan lamanya. malang untuk gadis itu adalah bahwa tidak ada satu orangpun merasa kehilangan gadis paruh baya. maka tidak ada yang bisa membantu memberi petunjuk untuk kembali ke kehidupan lama atau sekedar bernostalgia.
its cool, right? ya. cool untuk orang yang langit dunianya telah runtuh. kamu bisa memulai hidupmu dari awal. seakan diberi kesempatan untuk mengulang dari nol lagi. berada di lingkungan baru yang tidak mengenalimu dan yang tidak kamu kenali. membuat identitas baru. aku ingin melakukannya. menukar wajah, lalu pindah jauh ke belahan lain bumi.
sayangnya, aku bukan Ava. Ava diberi ekstra selembar kertas putih polos, setelah yang lama dilenyapkan. sedangkan aku? kertasku hanya satu dan sudah penuh oleh corat coret ruwet tak teratur.
hidup.. hidup.. rasanya sulit sekali menjalani hari ke hari, lalu bulan ke bulan, lalu entah sampai kapan. kadang aku berlari untuk menjelma patung. patung tak berhati yang tak peduli realita. setidaknya dengan menjauh dari nyata, aku merasa lebih baik, sementara.
tenang saja. tak selamanya aku jadi patung. aku selalu kembali. tidak mungkin aku akan terus berlari berlari dan berlari. karena kalau aku terus berlari, lalu akhirnya apa? mati? ah siasia sekali. kalau begitu, aku memilih untuk percaya saja pada kata seseorang,
"hidup kadang melempar, kadang menampar. tapi hidup terlalu megah untuk diakhiri oleh diri sendiri."
aduh! kenapa aku jadi berceloteh panjang lebar tentang hidup. maaf, aku tidak berusaha mengguruimu. aku hanya berusaha menasehati diriku sendiri, bahwa hidup itu berharga, bahwa hidup memang tak melulu tentang suka, tapi kadang kita berteman dengan luka.
biasanya kamu yang mengingatkanku bahwa semua baikbaik saja. tapi sekarang kamu sudah tidak ada, dan aku harus melakukannya untuk diriku sendiri.
kamu baikbaik saja disana, dan aku juga akan baikbaik saja di sini.
Saturday, April 13, 2013
belum juga terbiasa.
sebulan ternyata tidak cukup,
untuk membuatku terbiasa dengan ketidakhadiranmu.
aku belum juga beranjak dari saat terakhir kamu meninggalkanku.
masih ditempat yang sama,
siang kuhabiskan dengan menjemur luka,
malam kulewati dengan terjaga menimang duka.
menghitung waktu.
menghitung waktu, membuatnya terasa semakin lama, ya.
setengah detik menjadi jutaan menit.
seminggu menjadi sewindu.
kukira sudah satu dasawarsa berlalu,
ternyata hari baru memasuki usia kepala tiga sejak terakhir kita bersama.
topeng.
lalu kukenakan persona bahagia.
demikian aku melumuri wajah dengan pupur senyum.
kelak tak tampak lagi runutan lara yang meraja.
Thursday, April 11, 2013
selamat malam.
kuselipkan rindu pada ninabobo lirih yang terdendang.
rapal doa ikut serta, berjejal menyelinap di antaranya.
semoga bahagia selalu menyertai setiap nafas yang kau hirup dan hela.
selamat malam.
jangan takut pada gelap.
gugus mimpi sudah menantimu di ruas lelap.
tatap.
telah kucoba sembunyikan cinta dari mata.
namun tetap ada satu dua yang tersisip.
semoga kamu menyadarinya.
semoga kamu tidak menyadarinya.
ah, apa yang sebenarnya aku mau?
hujan dan kamu.
saya tidak membutuhkan mesin waktu.
rintik hujan saja sudah cukup mengundang memori terjaga dari tidur panjangnya.
suaramu, lekuk wajahmu, aroma tubuhmu, sentuhmu..
semua imaji mendesak hadir,
lalu menyata sama seperti gerimis senja itu.
hidup tak berpola.
jangan. jangan larut pada terka, lalu sibuk menerka.
sejatinya tidak ada yang tau apa yang merona di dalam jiwa.
kerapkali yang terlihat hanya cangkang membran,
sedang orisinalitas bergelung di balik selimut beludru,
luput dari indera.
jangan. jangan samakan ceritaku dan ceritamu.
nyatanya Tuhan tidak pernah menulis kisah berulang,
tapi hikayat bersambung yang penuh kejutan.
di luar lahir, bayi, anakanak, remaja, dewasa, tua lalu mati,
hidup tak pernah berpola sama.
selalu berbeda.
Friday, April 5, 2013
kopi pahit.
pagi dengan secangkir kopi.
sengaja kuseduh tanpa gula.
aku butuh pengalih perhatian.
aku butuh sesuatu yang lebih pahit daripada merindukanmu.
Thursday, April 4, 2013
insecurity.
aku bertemu perempuanmu.
ia cantik, ya.
sebaiknya jangan sandingkan aku dengannya.
porselen pecah tidak lebih baik dari tembikar antik.
Wednesday, April 3, 2013
pasar mimpi ~
saya bertemu penjual mimpi tadi pagi.
ia begitu antusias menjajakan dagangannya.
"beli yang jingga ini mbak, ini kualitas paling baik seantero dunia."
"atau yang biru muda? yang ini impor lho, dari negri di utara sana."
"yang warna marun ini limited edition. mbak pasti menyesal kalau tidak membelinya."
saya hanya tertegun semantara ia terus menawarkan seabrek warna warni.
merah menggoda, hijau gembira, kuning ceria.
saya ingin menjadi tidak tahu diri, dan beranjak pergi,
karena nyatanya saya tidak pernah mau bermimpi lagi.
sudah sejak lama terkonsep persepsi "mimpi indah selalu berakhir menyakiti".
tapi kasihan si penjual mimpi.
nafas dan detiknya telah terbuang sia-sia untuk menjelaskan ini itu pada saya.
seharusnya kalau memang tidak berniat membeli, saya tidak perlu datang ke kios ini sejak awal, ya?
huh entahlah, ada hasrat tak beralasan yang tiba-tiba menggiring saya ke sini.
saya menghela nafas sesal, lalu memandang berkeliling.
pada tumpukan mimpi yang diobral,
pada mimpi yang dipajang di etalase,
lalu berakhir pada mimpi yang dikenakan si penjaja tua renta.
"saya ingin membeli yang sedang anda pakai."
hitam yang tak lagi legam, sudah jadi abuabu terkikis waktu.
tak lagi bersih polos, sudah banyak bercak noda ragu.
"ini? ini tidak dijual. tidak ada harganya."
"tidak ada harganya? kalau begitu, apakah salah kalau saya menghargai apa yang tidak berharga?"
said someone, lagi.
dark and twisty,
and it makes you feel like you dont deserve good things.
but actually, you do."