Kau begitu memujanya, mencintainya begitu rupa hingga tak menyediakan tempat bagi orang lain. Kau begitu takut kehilangannya, kau berjanji tak akan pernah melepasnya sedikitpun. Tapi, kau juga tak pernah tau tentang apa yang dia rasakan, tentang apa yang dia inginkan.
Ketika dia ingin meninggalkanmu, apa yang akan kau lakukan? Kau tak akan bisa berbuat apa-apa. Menangis, hanya itu yang bisa kau lakukan. Pasrah pada keadaan yang ada. Kau tak bisa memaksanya, atau mengekangnya dengan jeruji besi cintamu. Jika dia memang sudah tak cinta lagi, dia pasti akan melakukan segala cara untuk meninggalkanmu, tak peduli jika nantinya kau akan terpuruk. Namun bagaimanapun juga, sakit jika ditinggilkan, perih jika sudah tak ada lagi cinta yang bersemi seperti dulu.
Bagaimanapun juga, waktu akan terus beranjak pergi, jam masih asyik berputar. Kau masih harus tetap melanjutkan hidup. Kau harus menghadapi apapun kenyataannya. Sesakit apapun itu, kau tetap harus menerjangnya.
Ini cobaan, bagaimana caramu mempertahankan cinta yang ada, bagaimana kau senantiasa menjaga cinta yang sudah kau pupuk sejak dini, bagaimana kau melindungi hubungan yang sudah mulai retak. Tidak hanya dengan kata-kata cinta konyol yang selalu kau ucapkan. Tapi dengan rasa yang tertanam di lubuk hatimu, rasa yang mengisi setiap ruang kosong yang tersisa.
No comments:
Post a Comment