Friday, August 24, 2012

kamu!



lagi, aku bertemu seseorang yang tampak sepertimu, hari ini.
aku kira, aku salah lagi, sama seperti kemarin.
maka aku membutakan mata, menulikan telinga, berusaha tak peduli.
aku takut kecewa lagi,
takut dilukai oleh rindu.

kamu berjalan tepat di depanku, kali ini dalam jarak yang lebih dekat.
aku coba fokuskan diri pada jalan yang kutapaki.
tapi langkahmu yang terlihat pasti, buat ku tidak tahan untuk tidak curi-curi pandang.

"ini bukan dia! hati-hati pada kecewa, ra."
aku memperingatkan diri berkali-kali.
tapi seperti biasa, selalu ada dua sisi bertolak belakang di dalam diriku.
"kamu mungkin saja datang. jadwal kuliahmu kan sama sepertiku untuk hari ini.
sayangnya, memang ruang kelas kita berbeda.
tapi tak apa, bersebelahan saja sudah cukup," kata aku yang satu lagi.

daaaaaaaaaan,
kamu menoleh!
bukan! bukan ke arahku. tapi hanya ke samping kananmu.
aku tau persis matamu, hidungmu, bibirmu, tulang pipimu, kamu.
ya! benar itu kamu!
ternyata aku tidak salah orang lagi.

saat itu juga, pertama kalinya aku mengumpat dan mengutuki ruang kelas yang berada hanya di lantai empat.
kenapa tidak dilantai limapuluhsekian saja?
biar perjalanan meniti tangga menjadi lebih jauh.
biar aku bisa berada di dekatmu lebih lama lagi.

aku hanya berjalan diam dan menatapmu dari belakang.
tidak ucapkan "hai", apalagi "selamat pagi".
untuk apa?
untuk alasan yang sama. malu.

kamu tidak menyapaku.
kenapa?
apa kau benarbenar tidak melihatku?
apa kau purapura tidak melihatku?
karena apa?
karena sesuatu yang kukatakan kemarin,
tentang kita,
tentang perasaanku yang ternyata tak terbalas?
kalau ya, tolong jangan beritahu aku.
aku akan terbunuh oleh penyesalan.

tapi tak apalah tak bertegur sapa atau bahkan mengobrol denganmu.
aku sudah cukup bahagia memandangmu selama perjalanan menuju lantai empat,
yang kali ini terasa begitu singkat dan menyenangkan.
maksudku,
tidak melelahkan, tidak sunyi dan sepi, seperti harihari lalu.
tak apa.
aku tidak boleh terlalu rakus, ya kan?
itu sudah cukup.
mencintaimu sampai mati.
merindumu tanpa henti.

No comments:

Post a Comment