yang diintip diam-diam lewat bibir jendela adalah sepasang kunang-kunang yang sedang kasmaran.
lugas, terlihat di bola mata dan tubuh yang berpuisi.
lugas, terlihat di bola mata dan tubuh yang berpuisi.
mereka bergandengan tangan,
lakukan ritual yang selalu terasa baru meskipun sudah ada sejak zaman batu.
bibir yang bertemu, kemudian pipi yang tersipu.
peluk yang ditukar, kemudian hangat yang tertular.
lakukan ritual yang selalu terasa baru meskipun sudah ada sejak zaman batu.
bibir yang bertemu, kemudian pipi yang tersipu.
peluk yang ditukar, kemudian hangat yang tertular.
"patahan di dadamu adalah yang tepat untuk keping di ronggaku.
mengutuhkan, kamu belahanku.
kamu adalah alasan kenapa waktu itu aku memilih ruang tunggu."
No comments:
Post a Comment