atas nama rasa ini itu, kuuntai kata menjadi larik - larik yang bercerita tentang aku dan gadis mawar biru.
Saturday, February 22, 2014
matamu adalah hujan.
Hari ini kujuduli "Hujan". Bukan karena sepagian langit mendung dan tanah basah, melainkan karena kutemui ketenangan yang sama memikatnya dengan percik air di beranda rumah.
Rasanya menyenangkan, menatap matamu sepuas yang aku mau. Menenangkan, seperti ada kesejukan asing yang baru pertama kali kutemui.
Barangkali aku terlalu asal, mengartikan tatapan dalam dengan segumpal kedamaian. Sebuah larik yang berkobar mematikan debar takut kehilangan.
Kiranya salah menamai ekspresi menggetarkan itu, maklumi saja. Sebab membaca hatimu tidak semudah mengartikan buku harian anak sepuluh tahunan.
Lagipula bukankah tidak terlalu penting apa maknanya? Aku juga tidak begitu peduli nyatanya benar atau tidak. Selama matamu menatapku dengan cara seperti itu, aku senantiasa tenggelam dalam senyuman.
Ah, ternyata ini yang disebut orang dengan bahagia.
- Februari
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment